Jumat, 08 April 2016

Transaksi dekat masjid, bandar sabu kelas teri dibekuk polisi

Petugas Unit Narkoba Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membekuk bandar sabu kelas teri waktu transaksi di samping Masjid Al-Magrifiroh yang berlokasi di Jalan Beruang II RT 01/02 Kecamatan Ciputat, Kelurahan Pondok Ranji, Kota Tangsel pada Jumat malam tadi. Bandar berinisial DME dengan kata lain Doni itu di tangkap komplit dengan tanda bukti sabu, timbangan serta seseorang konsumen narkoba yang tengah bertransaksi dengan Doni, yaitu SBA dengan kata lain Bayu. Kasubag Humas Polres Kota Tangsel, AKP Mansuri menyampaikan, Doni yang disebut warga Grogol Utara Kebayoran Lama, Jakarta Selatan memanglah telah di kenal oleh warga sekitaran tempat penggerebekan adalah bandar narkoba type sabu. " Dua bungkus plastik bening yang diisi kristal putih yang disangka narkotika type sabu serta satu timbangan kami temui dari tangan Doni, " tutur Mansuri. Terlebih dulu, kata Mansuri, petugas Unit Narkoba Polres Tangsel merasakan laporan kalau sang bandar kelas teri itu senantiasa bertransaksi di samping masjid. Hal semacam itu bikin warga sekitaran jadi risih serta terasa terganggu. " Lalu anggota lakukan pemantauan pada seorang yang dijelaskan tanda-tanda dari info warga serta lakukan penggeledahan pada orang itu. Diketemukan satu buah plastik bening yang disangka berisikan narkotika type sabu dalam bungkus rokok yang di taruh dalam kantong jaket yang dipakai tersangka. Tempat tinggal Doni lalu dikerjakan penggeledahan, diketemukan kembali satu paket plastik kecil, " katanya.

BNPT bersyukur Umar Patek mau jadi mediator bebaskan 10 WNI

Deputi Penindakan serta Pembinaan Kekuatan di Tubuh Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) Arief Dharmawan membetulkan kalau pihaknya memberi remisi 10 th. penjara pada terpidana terorisme Umar Patek. Dia juga menerangkan kalau Umar Patek lah yang ajukan diri untuk jadi mediator membebaskan 10 Warga Negara Indonesia yang disandera oleh grup Abu Sayyaf di Filipina dua minggu paling akhir. " Umar Patek jangankan yang lain narapidana ditahan di Lapas miliki hak yang bisa revisi. itu telah ada diundang-undang. Itu hak warga negara serta hak narapidana memperoleh revisi tadi, " ucapnya selesai menghadiri acara di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (8/4) malam. Arief bersukur kalau Umar Patek tawarkan diri untuk dapat menolong pemerintah RI membebasskan 10 WNI yang ada di sandera. " Alhamdulillah gw pribadi menghormati, seperti Umar Patek, Nasir Abas tawarkan diri untuk menolong membebaskan sandera di Filipina namun kan gw hanya deputi ini direktur. Kita berikan kita bentuk kita cobalah saksikan negosiasi mana yang dapat kita dikerjakan. semuanya kita laporkan ke pemerintah, " jelasnya. " Yang namanya orang yang ngasih pertolongan saat tidak bisa? seneng banget Alhamdulillah dia ingin bantu, kami ketahui jalannya gitu. 'Yaudah Mar gue terlepas ya bawa 10 lagi kemari' tidak sesederhana itu, " imbuhnya. Dia juga menyatakan kalau Umar Patek tak segera ditugaskan untuk membebaskan 10 WNI itu. Pihaknya juga menurut dia bakal lakukan koordinasi dengan pemerintah. " Pemerintah dengan pemerintah ini bukanlah tidak mungkin saja semua dikoordinasikan kebijakan pemerintah. Iya jika dia ingin bebasin, bila tidak?, " tandasnya. Di ketahui terlebih dulu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tak menyanggah ada gagasan melibatkan narapidana terorisme dalam negosiasi pembebasan sandera WNI di Filipina Selatan. " Yang utama, bila yang disandera selamat mengapa tidak, " kata Ryacudu di Jakarta. Umar Patek dengan kata lain Hisyam bin Alizein adalah asisten koordinator lapangan dalam tindakan terorisme Bom Bali Pertama pada th. 2002. Insiden itu menewaskan 202 orang. Umar Patek disebut-sebut pernah membekali beberapa pejabat militan Abu Sayyaf sekarang ini dengan kursus memakai senjata api dan merakit bom. Terpidana teroris asal Jawa Tengah ini hidup berpindah-pindah negara. Namun pria campuran Jawa-Arab ini bermukim paling lama di Mindanao Filipina dan Afghanistan. Pernah dekat dengan Al Qaidah, pelarian Umar Patek pada akhirnya selesai pada 25 januari 2011 di Kota Abbottabad, Pakistan lantaran tertangkap intelijen setempat. Tidak hingga satu tahun selanjutnya, dia diekstradisi ke Tanah Air. Waktu masihlah buron, Umar Patek di cari oleh pemerintah Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia, dengan nilai buruan meraih USD 1 juta.

Din Syamsuddin: Muhammadiyah tidak bela teroris

Banyak yang menilainya kalau Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah membela terorisme yang ada di Indonesia lantaran sudah menolong keluarga terduga teroris Siyono. Hal semacam itu ditepis oleh Bekas Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang menyatakan kalau pihaknya tak membela terorisme namun membela keadilan serta menilainya ada beberapa orang terselubung menyerang dengan pernyataan kalau pihaknya membela teroris yaitu Naif. " Kita terang membela keadilan. Almarhum Siyono logika serta nalar kita simpel, kita lakukan autopsi lantaran bakal menegakkan kebenaran. Mereka yang menyerang Muhammadiyah itu yaitu pernyataan Naif, mereka tak terima kebenaran, " ucapnya di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (8/4) malam. " Kita minta pihak Muhammadiyah dapat menegakkan keadilan, Amar Maruf Nahi Mungkar serta Kita menegakkan kezaliman insyaAllah di Tanah Air kita bakal sukses di Indonesia bakal sepi dari bentuk kekerasan grup. Serta kekerasan verbal, " imbuhnya. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'thi pihaknya juga mengamini hal itu. Dia menyatakan kalau pihaknya tak tengah membela teroris. " Muhammadiyah tak tengah lakukan support teroris namun kami yaitu warga negara yang menginginkan keadilan yang benar di Indonesia, " katanya. Mu'thi bercerita kalau keluarga Siyono datang ke Muhammadiyah untuk memohon pertolongan sesudah mereka temukan kejanggalan dalam kematian Siyono. " Istri Siyono itu bukanlah kader dari Muhammadiyah dia juga bukanlah orang Muhammadiyah jadi kami menginginkan menegakkan keadilan saja, " jelasnya. " Kami juga tidak mau melawan hukum terlebih melawan aparatur negara seperti polisi atau densus 88 kami cuma menginginkan menegakkan keadilan saja, " tandasnya.

Hamili gadis di bawah umur, 5 pria di Kabupaten Pidie diciduk polisi

Polisi menangkap lima pria disangka pelaku yang menghamili seseorang gadis dibawah usia, Jumat (8/4). Ke lima pria itu adalah warga Kecamatan Gempang, Kabupaten Pidie. Kapolres Pidie, AKBP Muhajir lewat Kapolsek Geumpang Iptu Irwasyah membetulkan peristiwa itu. Gadis dibawah usia sebut saja namanya Bunga (16) di ketahui sudah hamil lima bln. sesudah gurunya, Ridwan mendatangi tempat tinggal korban, lantaran tidak pernah masuk sekolah. Lantas Ridwan bertanya kenapa tak pernah masuk sekolah serta korban menjawab tengah kurang sehat. Lalu, Ridwan juga segera membawa Bunga ke bidan untuk dikerjakan kontrol kesehatannya. Sesudah di check oleh bidan, nyatanya Bunga telah hamil sepanjang lima bln.. Tahu Bunga hamil, Ridwan segera membawa Bunga pada keluarganya untuk menginformasikan tentang yang dihadapi oleh siswanya. Lantas pihak keluarga juga segera mempertanyakan siapa yang menghamilinya. Tidak menanti saat lama, pihak keluarga segera melaporkan peristiwa ini pada Polsek Gempang. Anggota Polsek juga segera mencari ke lima tersangka yang dijelaskan oleh korban. " Sesudah memperoleh laporan, kita segera bergerak untuk menangkap tersangka, " kata Ridwan. Ke lima tersangka itu yaitu inisial SD (52), MI (18), FF (18), YZ (18) serta MI (18). Ke lima tersangka ini adalah warga Kecamatan Gempang dari sebagian desa yang masihlah bertetanggan dengan korban. Sesudah di tangkap, ke lima tersangka mengaku sudah memperkosa korban sampai hamil. Ke lima tersangka sekarang ini telah mendeka di Mapolsek Gempang untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. " Ke lima tersangka saat ini sudah kita amankan di Mapolsek Geumpang untuk penyusutan selanjutnya, " tandasnya.

Residivis pencurian tewas di rumah tempat sarang walet

 Residivis masalah pencurian sarang burung walet diketemukan tewas di satu diantara bangunan sarang burung walet punya warga di Kabupaten Pulang Pisang, Kalimantan Tengah, Kamis (7/4). Kasat Reskrim Polres Pulang Pisau AKP Iqbal Sengaji menyampaikan, pencuri yang tewas itu bernama Arbaensyah kelahiran Desa Kanamit, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. " Mayat Arbaensyah diketemukan didalam bangunan walet yang masihlah terkunci. Bangunan itu punya warga bernama Budi terdapat di Jalan Putir Busa, Desa Kanamit RT06, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, " kata Iqbal Sengaji di Pulang Pisau, Jumat (8/4). Korban adalah residivis pencuri sarang burung walet yang baru keluar dari penjara sebagian bln. lantas. Sangaji menyampaikan, penemuan mayat pria kelahiran 6 Agustus 1991 sesudah Surya yang disebut adik Arbaensyah mengajak rekannya untuk mencari korban yang telah empat hari tak pulang ke tempat tinggal. Mereka temukan korban sudah wafat dunia dalam kondisi terlentang di dekat lubang sisi atas gedung tempat keluar masuk burung walet. Penemuan mayat ini sekalian membongkar gagasan pencurian sarang burung walet yang dikerjakan oleh grup pencuri waktu beraksi di lokasi kabupaten ini. " Dengan terbongkarnya masalah pencurian sarang burung walet ini, kami selalu meningkatkan masalah manfaat membongkar jaringan serta grup pencuri yang lain yang makin meresahkan orang-orang, " kata Sangaji dikabarkan Pada.

Hate Speech dan kemiskinan cikal bakal teroris di Indonesia

Pemberantasan terorisme sering kurang disentuh oleh pemerintah lantaran banyak beberapa penyebar hate speech tak tersentuh oleh hukum. Deputi Penindakan serta Pembinaan Kekuatan Tubuh Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Arief Dharmawan menilainya kalau penindakan hukum pada provokator serta penyebar hate speech pada beberapa calon anggota mesti ditata dalam revisi UU Nomer 13 Th. 2003 mengenai Pemberantasan Terorisme. " UU belum meliputi penindakan pada penyebar hate speech. Dahulu bila gw memprovokasi kekerasan, segera dicomot. Saat ini tidak dapat seperti itu, " tutur Arief di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (8/4) malam. Arief menerangkan banyak pelaku teror yang terprovokasi oleh tokoh-tokoh radikal. " Umumnya pelaku teror dengarkan ceramah dari provokator serta penyebar hate speech serta di inspirasi untuk lakukan bebrapa tindakan terorisme. Bila yang ngomong seseorang imam atau tokoh agama, tentu ada yang dipengaruhi. Setelah dengar ceramah, keluar dari ruang, buat gagasan, ledakan bom di KFC, kedutaan dan sebagainya. Beberapa pelaku di tangkap, namun penyebar hate speechnya tak dihukum, " jelasnya. Bukan sekedar itu, menurut Komisioner Komnas HAM Hafid Abbas kemiskinan serta kesenjangan sosial yaitu satu aspek terpenting yang mengakibatkan banyak terorisme. " Beberapa pelaku terorisme sering datang dari daerah atau negara yang miskin. Terorisme itu sama seperti petasan, ada sumbu bila dibakar meledak. Di dasarnya ada ketidakadilan, diskriminasi, kemiskinan serta kesenjangan sosial. Ke depan, negara mesti melindungi supaya kesenjangan sosial tak selalu melebar, " tandasnya.

Muhammadiyah gandeng Komnas HAM dan BNPT terkait autopsi Siyono

Bendahara Umum PP Muhammadiyah Suyatno menyampaikan kalau autopsi pada jenazah terduga teroris Siyono di tempat makam Sasana Laya Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah bakal di buka ke umum. Dia juga menerangkan kalau autopsi di dukung penuh oleh keluarga Siyono. " Apa yang dikerjakan Muhammadiyah masalah autopsi yang insyaAllah bakal di buka dengan cara umum serta dapat terbuka, " ucapnya di acara pengajian bulanan pimpinan pusat Muhammadiyah dengan topik 'Pemberantasan Terorisme yang Pancasilais serta Komprehensif' di Pusat Dakwah, Jakarta, Jumat (8/3) malam. " Autopsi jalan dengan baik, dengan lancar tak ada perlawanan apa pun serta keluarga memberi support, " imbuhnya. Bukan sekedar itu, menurut dia autopsi bakal dikawal penuh oleh pihak BNPT serta Komnas HAM. " Dengan kolaborasi dengan BNPT serta Komnas HAM dapat menggerakkan terorisme yang Pancasilais serta komprehensif dengan tata langkah Muhammadiyah, " katanya. Suyatno juga menyatakan kalau pihaknya mengajak komponen orang-orang untuk memberantas terorisme. " Tanpa ada kecuali mari kita berbarengan memberantas terorisme, " jelasnya. Di ketahui terlebih dulu, Tim pakar forensik dari Kampus Muhammadiyah pada Minggu (3/4) mulai lakukan autopsi pada jenazah terduga teroris Siyono di tempat makam Sasana Laya Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Autopsi pada terduga teroris yang tewas sesudah di tangkap Densus 88 sekian waktu lalu itu dikerjakan sekitaran jam 07. 30 WIB, tetapi tertutup untuk media serta dengan pengamanan yang begitu ketat. Terlebih dulu PP Muhammadiyah menerjunkan tim forensik dari Kampus Muhammadiyah Yogyakarta serta Surakarta untuk lakukan autopsi jenazah Siyono. Autopsi dikerjakan atas keinginan istri Siyono serta keluarga untuk tahu penyebabnya tentu kematian terduga teroris itu.